Rabu, 24 Februari 2010

Alat Bantu Audiovisual POD

A. Pendahuluan
Alat bantu audiovisual adalah bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Alat bantu yang biasa digunakan adalah (1) Papan tulis atau papan bulletin, (2) Chart, grafik, diagram dan peta, (3) Drama atau wayang kulit, (4) Pameran, (5) Papan planel atau papan tempel, (6) Gambar, foto dan bahan cetakan (7) Televisi, radio dan video tape, (8) Tape recorder, (9) Poster, kartun dan kliping, (10) Film, strip, filmstrip

B. Posisi Alat bantu Audiovisual dalam pengajaran
1. Kesalahan persepsi alat bantu Audiovisual
  • Alat bantu audiovisual bukan suatu bentuk pendidikan tersendiri melainkan sarana melengkapi bahan cetakan dan ucapan dalam menularkan pengetahuan.
  • ABAV bukan hanya berupa gambar hidup.
  • Tujuan ABAV bukan sebagai hiburan.
  • ABAV bukan merupakan sesuatu yang baru
  • ABAV bukan obat yang mujarab untuk mengatasi seluruh hambatan dalam pengajaran.
2. Manfaat alat bantu audiovisual\
  • Membantu memberikan konsep pertama
  • Mendorong minat
  • Meningkatkan pengertian yang lebih baik
  • Melengkapi sumber belajar yang lain
  • Menambah variasi metode mengajar
  • Menghemat waktu
  • Meningkatkan keingintahuan intelektual
  • Cenderung mengurangi ucapan
  • Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama
  • Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu yang diluar pengalaman
c. Prinsip penggunaan Alat bantu Audiovisual
1. Menentukan alat bantu yang digunakan
2. Menggunakan alat bantu audiovisual.
  • Bahan yang diajarkan harus mengarah langsung pada masalah yang sedang dibicarakan.
  • Bahan disajikan pada waktu yang tepat
  • Pemimpin atau anggota mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu
  • Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu.
D. Film, slide dan Film strip
Film adalah rangkaian gambar mati pada rol film. Slide umumnya berukuran 35 mm atau 2″×2″. Sedangkan filmstrip merupakan alat visual yang terdiri atas serangkaian foto yang tersusun atas film dengan panjang tertentu dan diproyeksikan degan proyektor khusus, satu waktu satu gambar.

E. Tape recorder
Tape recorder yang dipakai biasanya berisi diskusi, seminar, konvensi, wawancara dan merupakan alat yang efektif untuk mengajar, ceramah, drama maupun music.

Referensi :
Suprijanto. 2007. PENDIDIKAN ORANG DEWASA DARI TEORI HINGGA APLIKASI. Jakarta : Bumi Aksara.

Kamis, 11 Februari 2010

Kelompok Di Andragogi

Kelompok I
Mutia Maulidia 08-048, Erlyani Fachrosi 08-052, Dini Atika Rahmi 08-078

Kelompok II
Marisa Andra 08-039, Debby Elfrida P. 08-062, Calvina 08-065, Ruth Lingga 08-113

Kelompok III
Vivi Fransiska 08-073, Gracias A.G. 08-082, Rahayu Mardani 08-114

Kelompok IV
Siti Rahmah 08-042, Dewi RMH 08-055, Ade Ari 08-081, Laura Feronica 08-092

Senin, 08 Februari 2010

resume 2 prinsip belajar orang dewasa

Prinsip pendidikan Orang dewasa
A. hukum belajar
Hukum belajar terdiri atas beberapa unsur yaitu (1) keinginan belajar, (2) pengertian terhadap tugas, (3) hukum latihan, (4) hukum akibat. (5) hukum asosiasi, (6) rasa tertarik, (7) kesiapan hati, (8) pengetahuan berdasarkan keberhasilan dan kegagalan.
1. Keinginan belajar merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan efektivitas belajar dan dapat timbul karena rasa tertarik yang mendalam terhadap sesuatu objek, atau mungkin dapat disebabkan oleh adanya kebutuhan terhadap suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu.
2. Pengertian terhadap tugas harus jelas agar kita bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Hukum asosiasi adalah belajar dengan menghubungkan ide ataufakta dengan ide attau fakta lain yang lebih permanen daripada apabila tidak menghubungkannya. Hal ini merupakan ciri kelebihan deorang dewasa dibanding anak-anak.
4. Minat, keuletan dan intensitas. Dengan hanya sekedar latihan tanpa didasari dengan minat maka pembelajaran akan tidak efektif. Keuletan dan intensitas dar suatu pengalaman mempunyai pengaruh yang membekas pada ingatan. Jika munat tinggi peserta didik akan merasa terikat dengan tugasnya, memberikan perhatian yang lebih besar terhadap apa yang dia kerjakan, dan menikmati pekerjaannya.
5. Ketetapan hati. Seseorang yang telah mengembangkan kebiasaan belajarnya cenderung akan lebih bersikap positif terhadap proses belajarnyanya.
6. Pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan.
B. Penetapan tujuan
1. Tujuan umum
Tujuh prinsip utama yang diambil dari artikel yang berjudul What knowledge is of Most Worth yang telah mengalami modifikasi adalah:
a. Kesehatan: fisik, mental, dan keamanan/keselamatan.
b. Anggota keluarga yang berguna.
c. Pekerjaan: bimbingan , latihan dan efisiensi ekonomi.
d. Pendidikan kewarganegaraan: prinsip demokrasi yang benar, local, Negara bagian dan nasional.
e. Pemanfaatan waktu luang: rekreasi jasmani, pikiran, dan spiritual; pengayaan dan pengembanan kepribadian.
f. Etika: nilai moral, jiwa pelayanan, dan tanggungjawab pribadi.
g. Penguasaan pengetahuan dasar: sarana belajar seperti membaca, menulis, bahasa, dan metode berpikir secara ilmiah.
2. Maksud pendidikan
Dalam The purpose of Education in American Democracy, ada empat tujuan khusus yakni, (1) pentadaran diri, (2) hubungan masyarakat, (3) efisiensi ekonomi, (4) tanggung jawab warga Negara (Morgan, et al. 1976).
Dalam pendidikan Pancasila, manifestasi dari daya – daya tersebut diharapkan akan membuahkan manusia Indonesia yang sehat jiwa dan raganya, takwa kepada tuhan Yang Maha Esa, luhur budi pekertinya, mencintai bangsa dan sesama manusia.
3. Tujuan khusus
Ciri tujuan khusus yang baik. Ciri-ciri tujuan yang baik adalah:
a. Harus ada sasarannya.
b. Harus menunjukkan perubahan perilaku yang spesifik, jelas, dapat icapai, dapat didemonstrasikan, dan dapat diukur.
c. Harus diterima oleh sasaran sebagai tujuannya sendiri dan memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bergerak menuju apa yang mereka inginkan.
d. Harus mengarah ke tujuan umum.
e. Biasanya dinyatakan dalam istulah pengetahuan, pengertian, kemampuan, keterampilan, minat atau rasa tertarik, penghargaan, idealism, penerian
Klasifikasi tujuan khusus adalah:
a. Ranah kognitif: berhubungan dengan intelektual peserta didik.
b. Ranah afektif: mempengaruhi sikap, emosi, dan nilai perilaku.
c. Ranah psikomotor: meliputi proses manipulative dan mekanik atau keterampilan.
4. Memilih materi pelajaran
c. Mengembangkan sikap, idealisme, dan minat
1. Sikap merupakan perasaan seseorang terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta dan lainnya.
2. Idealisme adalah suatu standar kesempurnaan yang diterima oleh individu atau kelompok. Idealism cenderung bersifat subjektif.
3. Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar.
d. Mengajar pengetahuan
Ingatan yang permanen dapat diperoleh dengan cara berikut:
a. Kembangkan rasa tertarik
b. Dapatkan pengertian sejelas mungkin
c. Tempatkan proses belajar sejalan dengan pola pikir
d. Berikan problema berhubungan dengan hal yang diterapkan.
e. Pertahankan pengetahuan yang telah dipelajari.
f. Berikan ilustrasi visual dan gambar.

Beberapa pendekatan dalam pendidikan orang dewasa






Keyakinan-keyakinan tentang proses belajar dan pebelajar
a. Keyakinan proses belajar orang dewasa
1. Tujuan instruksional adalah tujuan uang berhubungan dengan pengalaman atau kegiatan belajar khusus, yang berada tetapi jelas berhubungan dengan tujan menyeluruh dari pendidikan untuk orang dewasa.
2. proses belajar
Terdapat pilihan teori belajar
Teori belajar Sifat manusia Tujuan pendidikan Metode Filosofi
Disiplin mental Pikiran mikrokosmos dualistis:
pikiran dan badan terpisah Melatih kecerdasan, meneruskan kebudayaan Transfer pengetahuan, memanfaatkan pengetahuan Idealisme

Esensialis perenialisme
Asosiasi S-R Mekanisme pancaindera Menguasai fakta dan informasi Conditioning dan penguatan.
Focus pada bagian-bagian Realism; esensialisee, perenialisme
Gestald-field Organism yang mengalami reaksi Membantu manusia menguasai lingkungan membantu manusia mengubah lingkungan Pemecahan masalah


Focus pada keseluruhan (totalitas) Progresivisme; reconstructionisme;


Existensionisem (dalam beberapa benuk)
Perspektif teoretis belajar orang dewasa
a. Carl Rogers. Menurut Rogers, peserta pebelajar dan pembelaja, hendaknya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai dirinya melalui pengalaman kelompok yang lebih intensif.
Pendekatan Rogers dengan pendekatan penemuan terlebak pada focus interaksi personal antara sumber belajar pembelajaran dengan pebelajar yang menurut Rogers ditekankan kepada pengalaman dalam belajar.
b. Paulo freire
Pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan diri pribadi (self affirmation) yang pada akhirnya menghasilkan perjuangan kemerdekaan, membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Conscientization adalah moto yang diprakarsai Freire untuk masyarakat Amerika latin, yaitu keaksaraan tidak sekedar tahu baca, tulis, hitung, tetapi hendaknya mampu menimbulkan proses yang melanda dan mencakup nilai-nilai yang menjurus pada tindakan sosial dan politik.
c. Robert M. Gagne
Ada delapan tipe belajar yaitu, (1) belajar berisyarat, (2) belajar stimulus respon, (3) rangkaian motorik, (4) rangkaian verbal, (5) diskriminasi berganda, (6) belajar konsep, (7) belajar aturan, dan (8) pemecahan masalah.
d. Jack Mezirow

Keterangan:
A merupakan pengalaman
B merupakan pengasingan dari penanan sosia yang ditentukan
C merupaka pembaharuan kerangka/ penstrukturan ulang konsepsi.
D merupakan solidaritas berdasakan perjanjian reintegrasi kedalam masyarakat dengan perspektif baru

e. Malcom knowles
Merupakan bapak Andragogi. Knowles menegaskan adanya perbedaan antara belajar bagi orang dewasa dengan anak-anak yaitu:
a. Perbedaan konsep diri
b. Perbedaan pengalaman
c. Kesiapan untuk belajar
d. Perbedaan orientasi kearah kegiatan belajar
Selain itu juga Knowles mengajukan asumsi bahwa orang dewasa dapat belajar. Kalaupun ada orang dewasa yang mengeluh tidak belajar hal itu disebabkan karena adanya penurunan kecepaan belajarnya. Asumsi kedua adalah belajar merupakan proses internal.

resume 1. pengertian andragogi, karakteristik, dan asumsi dasar

Pendahuluan
Ada beberapa jenis pendidikan yaitu:
Pendidikan memiliki beberapa jenis yaitu :
1. Pendidikan Massal. Menurut Faisal, pendidikan missal ialah aktivitas pendidikan yang terdapat di masyarakat dengan sasaran individu-individu dan orang dewasa yang mengalami ketelantaran pendidikan. Contoh: pemberantasan buta huruf.
2. Pendidikan Masyarakat. Diartikan sebagai suatu gerakan pendidikan yang ditujukan bagi persekutuan-persekutuan hidup sehingga mereka mempunyai pandangan, sikap, kebiasaan dan kemampuan tertentu.
Menurut Rahman (1989), pendidikan masyarakat dikoordinasi oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan antara lain (1) pendidikan dasar, (2) pendidikan pemuda dan olahraga, (3) pendidikan kesejahteraan keluarga, (4) dan berbagai kursus keterampilan lain.
3. Pendidikan Dasar. Diartikan sebagai suatu gerakan pendidikan yang ditujukan untuk meningkatkan perikehidupan masyarakat, di bidang sosial ekonomi melalui pendidikan minimum. Pendidikan minimum, menurut Coombs (1973) dalam Soedomo (1989) meliputi enam hal pokok yakni (1) sikap positif terhadap kerja sama, (2) melek huruf dan mampu berhitung, (3) pengetahuan dasar tentang alam, (4) pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, (5) pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh penghasilan, dan (6) pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi sebagai warga negara.
4. Penyuluhan ialah suatu gerakan pendidikan, bimbingan, dan penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi/kejuruan menengah bekerja sama dengan instansi pemerintah yang relevan. Swanson dan Clear (1984) menyatakan bahwa penyuluhan adalah suatu proses penyampaian informasi kepada seseorang dan kemudian membantu orang itu memperoleh pengetahuan , keterampilan, sikap, yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
5. Pengembangan Masyarakat digunakan untuk menjelaskan usaha, proses atau gerakan yang dimaksudkan agar masyarakat sebagai satu sistem sosial dapat berkembang menjadi mampu menolong diri sendiri supaya dapat meningkatkan kualitas hidupnya di bidang ekonomi dan sosial. Semboyannya adalah help the people to help themselves.
6. Masyarakat Belajar menunjuk pada kenyataan bahwa warga masyarakat secara aktif menggali pengalaman belajar dalam segi kehidupannya misalnya dengan membaca buku, majalah, menonton TV, mendengar radio, dan mencari pengetahuan dimanapuun, kapanpun, dan dari siapapun.
7. Pendidikan Seumur Hidup digunakan untuk menjelaskan suatu kenyataan, kesadaran, asas, dan harapan bahwa proses dan kebutuhan pendidikan berlangsung sepanjang hidup manusia.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 definisi Sistem pendidikan Nasional adalah :
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional sebagai suatu system mempunyai cirri-ciri: (1) mempunyai komponen yang saling berhubungan satu sama lain, (2) komponen tersebut merupakan suatu kesatuan, (3) mempunyai tujuan tertentu, dan (4) tujuan itu dapat dicapai dengan berfungsinya komponen tersebut. (Faisal, 1981)
Pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu:
1. Pendidikan formal. Terdiri atas tiga jenjang yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Jenis pendidikan dalam sistem pendidikan nasional meliputi : (1) Pendidikan umum (2) Pendidikan kejurusan (3) Pendidikan akademik, (4) Pendidikan profesi, (5) Pendidikan vokasi, (6) Pendidikan keagamaan, (7) Pendidikan.
Pengertian pendidikan orang dewasa
• Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu andr yang berarti orang dewasa dan agogos yang berarti memimpin atau membimbing.
• Pertama sekali digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato.
• Setelah mengalami berbagai perkembangan, andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang ewasa belajar, (Knowles:1980).
Karakteristik pendidikan orang dewasa
1. Orang dewasa telah memiliki lebih banyak pengalaman hidup.
2. Orang dewasa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
3. Orang dewasa telah memiliki banyak peranan dan tanggung jawab.
4. Kurang kepercayaan pada kemampuan diri untuk belajar kembali.
5. Orang dewasa lebih beragam dari pada pemuda
6. Makna belajar bagi orang dewasa
Beberapa asumsi dasar dan Implikasinya terhadap belajar
1. Konsep diri
Beberapa implikasi dari asumsi konsep diri terhadap belajar bagi orang dewasa:
 Menciptakan iklim belajar yang kondusif dan juga menciptakan hubungan kerjasama yang saling menghargai antara para peserta.
 Pembelajar diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya.
 Pembelajar dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya.
 Dalam proses belajar mengajar merupakan tanggung jawab bersama antara pembelajar dan pebelajar.
 Evaluasi belajar dalam proses belajar secara andragogi menekankan kepada cara evaluasi diri.

2. Pengalaman
Beberapa implikasi dari asumsi pengalaman terhadap belajar bagi orang dewasa:
 Proses pembelajaran ditekankan kepada metode yang sifatnya menyadap pengalaman.
 Penekanan pada proses belajar pada aplikasi praktis.
 Penekanan dalam proses belajar adalah belajar dari pengalaman.

3. Kesiapan untuk belajar
Beberapa implikasi dari asumsi kesiapan untuk belajar terhadap belajar bagi orang dewasa:
 Urutan kurikulum disusun berdasarkan tugas perkembangan bukan disusun dari urutan lojik mata pelajaran atau berdasarkan urutan kelembagaan.
 Adanya konsep mengenai tugas-tugas perkembangan pada orang ddewasa akan member petunjuk belajar secara kelompok

4. Orientasi terhadap belajar
Beberapa implikasi dari asumsi orientasi terhadap belajar terhadap belajar bagi orang dewasa:
 Para pendidik orang dewasa bukanlah berperan sebagai guru tetapi berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar.
 Kurikulum dalam pendidikan orang dewasa tidak berorientasikan kepada mata pelajaran tertentu, tetapi berorientasi kepada masalah.